EVOLUSI IDENTITAS BRAND DI TENGAH ARUS GLOBALISASI

Authors

  • Ina Nur Ratriyana Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

:

https://doi.org/10.9744/scriptura.6.1.14-20

Keywords:

Komunikasi, globalisasi, budaya, identitas, brand, positioning, hybrid brand

Abstract

Dalam konteks komunikasi, globalisasi bisa kita pahami sebagai sebuah relasi sosial dalam sebuah kesatuan ruang dan waktu. Ada dua kubu berbeda dalam memahami globalisasi dan pengaruhnya pada identitas yakni, pertama, kubu yang berfikir globalisasi sebagai sesuatu yang positif karena mampu membentuk identitas brand yang bersifat global dengan tetap membawa keyakinan dan nilai budaya lokal di tingkat dunia. Kedua, pihak yang melihat globalisasi sebagai sesuatu yang negatif dan menganggap globalisasi sebagai ancaman identitas. Dengan menggunakan metode literature review, tulisan ini mencoba menggali fenomena evolusi identitas brand di tengah nilai global dan lokal. Berdasar pada Teori Imperialisme Budaya (cultural imperialism theory) terdapat penegasan bahwa sistem ekonomi global didominasi oleh negara maju. Sebuah brand harus memiliki identitas yang kuat dalam membangun positioningnya di tengah pasar global dengan unique value menjadi modal utama untuk bersaing sehingga mampu memenangkan pasar. Di tengah maraknya perdebatan mengenai globalisasi kemudian muncul konsep project identity dan hybrid brand dan menegaskan bahwa sebenarnya brand lokal bisa bangkit dan bersaing dengan produk global.

References

Alden, D. L., Steenkamp, J. B. E. M., & Batra, R. 1999. Brand Positioning Through Advertising in Asia, North America, and Europe: The Role of Global Consumer Culture. Journal of Market­ing, 63(1), 75-87.

Ardhiati, M. Y. 2016. Akuisisi Lazada, Alibaba Jadi Raja E-Commerce di Asia Tenggara. Katadata (online). Terarsip dalam: http://katadata.co.id/ berita/2016/04/12/akuisisi-lazada-alibaba-jadi-raja-ecommerce-di-asia-tenggara.

Babran, S. 2008. Media, globalization of culture and identity crisis in developing countries. Inter­cultural Communication Studies, 17(2), 212-221.

Cayla, J. & Eckhardt, G. M. 2007. Asian brands without borders: regional opportunities and

Challenges. International Marketing Review, 24(4), 444–456.

Embong, A. R. 2011. The question of culture, identity and globalization: an unending debate 1. Kajian Malaysia, 29(1), 11-22.

Hall, S. 1991. The local and the global: globalization and ethnicities. In A.D. Kind (ed.) Culture, Globalization and the World System. London: Macmillan.

Jan, M. 2009. Globalization of Media: Key Issues and Dimensions. European Journal of Scientific Research, 29(1), 66-75.

Kaul, V. 2011. Globalisation and Media. Mass Com­mu­nication and Journalism, 1(1). Terarsip dalam: http://dx.doi.org/10.4172/2165-7912. 1000105

Kaul, V. 2012. Globalisation and crisis of cultural identity. Journal of Research in International Business and Management, 2(13), 341-349.

Koc, M. 2006. Cultural identity crisis in the age of globalization and technology. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 5(1), 37-43.

KPMG International. 2015. MNCs in Southeast Asia. Singapore: KPMG International Cooperative.

Kraidy, M. M. 2005. Hybridity, or the Cultural Logic of Globalization. Philadelphia: Temple Univer­sity Press.

Moussa, S. 2013. Culture and globalization. Globali­zation101. Terarsip dalam: http://www.globa­liza­tion101.org

Rantanen, Terhi. 2005. The Media and Globalization. London: Sage Publication.

Robertson, R. 1992. Globalization: Social Theory and Global Culture. London: Sage.

Temporal, P. 2005. Branding for survival in Asia. Brand Management, 12(5), 374-378.Singapore: Henry Stewart Publications.

Turner, B.S. and Khondker, H.H. 2010. Globaliza­tion: East and West. London: Sage Publication.

Downloads

Published

2016-09-01

How to Cite

Ratriyana, I. N. (2016). EVOLUSI IDENTITAS BRAND DI TENGAH ARUS GLOBALISASI. Scriptura, 6(1), 14-20. https://doi.org/10.9744/scriptura.6.1.14-20

Issue

Section

Articles