NIQAB SEBAGAI FASHION: DIALEKTIK KONSERVATISME DAN BUDAYA POPULER
:
https://doi.org/10.9744/scriptura.9.1.9-15Keywords:
Muslim perkotaan, niqab, budaya populer, konservatisme agamaAbstract
Penelitian ini berfokus pada bagaimana niqab (cadar) diwakili di media sosial oleh penggunanya (niqabis). Niqabis di Indonesia memiliki pertumbuhan yang signifikan dalam dua tahun terakhir, mereka juga mulai menunjukkan eksistensinya dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Di sisi lain, penerimaan publik terhadap niqab sangat beragam, ada yang menerimanya sebagai bentuk praktik keagamaan, tetapi banyak orang menolak niqab karena melihatnya sebagai praktik budaya belaka, sementara yang lain sangat menolak niqab karena identik. dengan nilai-nilai radikalisme agama dan terorisme. Karena penerimaan yang beragam ini, niqab di Indonesia telah dimodifikasi dan memiliki penampilan yang berbeda dari asalnya. Niqabis, sebagai bagian integral dari kelompok Muslim perkotaan, mencoba mencampurkan nilai-nilai religiusitas dan modernitas. Dan niqab sebagai mode menjadi produk budaya material di mana keduanya saling terkait. Melalui metode semiotik terungkap bahwa mengunggah foto niqabis Instagram menjadi penanda bagaimana sintesis dari dua wacana itu terjadi. Ada dua foto yang menjadi objek penelitian, yang pertama adalah niqabis yang berdiri sendiri dan yang kedua adalah ketika dia berinteraksi dengan temannya di ruang publik. Kedua foto ini dipilih untuk melihat bagaimana Niqabis menafsirkan dirinya sebagai individu dan sebagai bagian dari kelompok sosial komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa niqab bukan penanda tunggal, itu dibagi dengan spidol lain seperti merek-merek fashion terkenal, warna pop, dan kegiatan dalam foto. Semua objek menunjukkan bahwa menjadi niqabis tidak berarti harus terasing dari kereta modernitas, lebih jauh lingkungan sosial menerimanya secara alami sebagai penerimaan dari anggota masyarakat lainnya.
References
Artikel “Potret perempuan Iran, sebelum dan sesudah Revolusi Islam 1979” dimuat di https://www. bbc.com/indonesia/majalah-47167017
Barbara Watson Andaya. 2006. The Flaming Womb: Repositioning Women in Early Modern Southeast Asia. USA: University of Hawai Press. Hal. 85.
Eva F. Nisa. Embodied Faith: Agency & Obedience among Face Veiled University Students in Indonesia. The Asia Pacific Journal of Anthro¬pology 2012. Hal. 366-381.
Gabriel A Almond, R. Scott Appleby, dan Emmanuel Sivan. 2003. Strong Religious: The Rise of Fundamentalism around the World. London: The University of Chicago Press. Hal 33-37.
Ichsan W. Saputro, Kemunculan Islamic Homeschooling & Korelasinya dengan Kebangkitan Kelas Menengah Muslim di Indonesia. Jurnal el-Tarbawi Volume XI nomor 1 tahun 2018. Hal 103-114.
McLarney, E. The burqa in Vogue: Fashioning Afghanistan. Journal of Middle East Women’s Studies, 2009 Vol. 5, no. 1. Hal 120.
Nani Rofhani, Budaya Urban Kelas Menengah. Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Volume 3 Nomor 1 Juni 2013. Hal 181-210)
Pawito. 2010. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Jalasutra.
Roland Barthes, 2007. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Yogyakarta: Jalasutra.
https://www.liputan6.com/news/read/3235074/menyingkap-hidup-di-balik-cadar.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180517094722-20-298866/saat-cadar-jadi-stigma-niqab-squad-pilih-pakai-masker Sumber: Instagram yang diakses pada 6 Mei 2019.
https://thisisgender.com/jilbab-indonesia-dari-masa-ke-masa/ diakses pada 9 Mei 2019.
https://historia.id/kultur/articles/membuka-bab-sejarah-jilbab-PKkye
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish in the SCRIPTURA Jurnal Ilmiah agree to the following terms:
Authors retain unrestricted copyright and full publishing rights. The authors grant the Publisher the right of first publication, with the work simultaneously licensed under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution License (CC BY) that allows for unlimited use, distribution, and content reproduction on all media as long as the original author and source are properly acknowledged and cited.